Dunia semakin digital, dan identitas kini tidak hanya berbentuk kartu atau password. Hadirnya chip biometrik yang ditanam di tubuh manusia menawarkan cara baru mengelola identitas digital.
Chip ini seukuran butiran beras dan ditanam di bawah kulit tangan. Dengan teknologi NFC, chip bisa digunakan untuk membuka pintu, membayar belanja, hingga menyimpan data kesehatan pribadi.
Beberapa negara Eropa sudah mulai menguji teknologi ini. Karyawan bisa masuk kantor hanya dengan melambaikan tangan, tanpa kartu atau sidik jari.
Keunggulannya adalah kenyamanan dan keamanan. Tidak ada lagi risiko kehilangan kartu atau lupa password. Semua data langsung melekat pada tubuh pemiliknya.
Namun, teknologi ini menimbulkan perdebatan etis. Apakah chip biometrik akan membatasi privasi manusia? Bagaimana jika data di dalamnya diretas atau disalahgunakan?
Biaya juga menjadi hambatan. Meski chipnya murah, infrastruktur pendukung seperti pembaca chip harus tersedia luas agar fungsinya maksimal.
Meski kontroversial, banyak yang percaya chip biometrik akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di masa depan.
Manusia dan teknologi semakin menyatu, menciptakan identitas digital yang literally ada di dalam tubuh.