San Francisco – Pengenalan mobil Otonom Level 3 (misalnya, Drive Pilot dari Mercedes-Benz) telah menciptakan abu-abu hukum yang signifikan. Pada Level 3, mobil dapat sepenuhnya mengemudi sendiri dalam kondisi tertentu (seperti kemacetan di jalan tol), tetapi membutuhkan pengemudi manusia untuk mengambil alih kendali jika sistem meminta dalam waktu singkat (sekitar 10 detik).
Dilema hukum muncul saat terjadi kecelakaan. Dalam sistem otonom Level 2, pengemudi selalu bertanggung jawab. Namun, pada Level 3, produsen mengklaim tanggung jawab untuk periode di mana mobil benar-benar mengemudi. Pertanyaannya adalah: Siapa yang harus disalahkan jika mobil mengalami kecelakaan sesaat setelah meminta pengemudi mengambil alih, tetapi pengemudi tidak responsif?
Negara-negara bagian dan otoritas regulasi berjuang untuk mendefinisikan batas waktu transisi yang adil dan cara sistem menentukan apakah pengemudi layak untuk mengambil alih (misalnya, apakah mereka tertidur?). Jelas bahwa kerangka hukum asuransi dan pertanggungjawaban perlu direvolusi untuk mengakomodasi teknologi ini. Produsen berinvestasi besar pada sistem pemantauan pengemudi yang sangat ketat untuk memastikan bahwa manusia tetap siaga, tetapi potensi bahaya di zona transisi ini masih menjadi hambatan terbesar untuk adopsi massal Level 3.