AI kini tidak hanya menghitung data, tapi juga mencipta. Dari lukisan, musik, hingga puisi, mesin mampu menghasilkan karya yang menyaingi manusia.
Platform berbasis AI seperti DALL·E atau MidJourney menghasilkan gambar yang memukau, sementara algoritma musik bisa menciptakan lagu orisinal.
Perdebatan pun muncul. Apakah karya AI bisa disebut seni? Atau hanya sekadar hasil hitungan algoritma?
Sebagian seniman merasa terancam, namun banyak juga yang melihat AI sebagai kolaborator. Mereka memanfaatkan AI untuk menemukan inspirasi baru.
Tantangan lain adalah soal hak cipta. Siapa pemilik sah karya yang diciptakan mesin?
Kesimpulannya, AI di dunia seni membuka era baru kreativitas. Mesin bukan menggantikan, tapi melengkapi imajinasi manusia.
