Dunia digital berkembang menuju konsep yang lebih radikal: jaringan neural global, di mana miliaran perangkat terhubung membentuk satu ekosistem kecerdasan buatan yang menyerupai “otak dunia”.
Jaringan ini bukan hanya sekadar internet of things (IoT), tapi juga integrasi kecerdasan buatan yang bisa belajar dari setiap interaksi manusia dan mesin.
Keunggulannya adalah efisiensi luar biasa. Data dari berbagai sektor—kesehatan, transportasi, keuangan—bisa diproses bersama untuk memberi solusi real-time bagi masalah global.
Bayangkan jika bencana alam terdeteksi lebih cepat karena semua sensor bumi terhubung dalam satu otak digital. Atau sistem lalu lintas dunia yang otomatis terkoordinasi untuk mengurangi kemacetan.
Namun, risiko besar juga muncul. Jika satu entitas mengendalikan jaringan neural global, dunia bisa jatuh pada monopoli data dan kekuasaan.
Selain itu, masalah privasi sangat serius. Setiap individu bisa diawasi dalam level yang belum pernah ada sebelumnya.
Meski penuh kontroversi, riset menuju jaringan neural global terus berjalan. Para ilmuwan melihatnya sebagai evolusi alami dari AI dan internet.
Masa depan mungkin akan melihat manusia hidup berdampingan dengan otak digital raksasa yang selalu aktif.
Pertanyaannya: apakah otak dunia ini akan menjadi pelindung umat manusia, atau pengendali baru yang tak terbendung?
